ABSTRAK
Judul Penelitian : Kajian Pembangunan Techno Park di Indonesia
Bidang Prioritas : Teknologi Informasi dan Komunikasi
Program : Penelitian dan Pengembangan IPTEK
Satker : Puslitbang APTEL SKDI, Departemen Kominfo RI
Tahun Penelitian : 2010
Pertumbuhan pasar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia yang sangat pesat tidaklah diimbangi dengan dengan pertumbuhan industrinya, karena itu industri TIK merupakan salah satu industri prioritas yang akan dan sedang dikembangkan Pemerintah melalui Kebijakan Pembangunan Industri Nasional untuk menuju masyarakat berbasis TIK pada tahun 2025. Berdasarkan pengalaman beberapa negara, pertumbuhan industri TIK dapat dipacu dengan adanya pusat-pusat penelitian dan pengembangan TIK yang juga berfungsi sebagai inkubator bisnis, yaitu ICT Technopark.
Di Indonesia telah berdiri beberapa technopark di berbagai daerah antara lain kawasan Jabotabek, Bandung, Solo, Sragen, dan Surabaya. Namun perkembangan technopark tersebut belum mencapai taraf technopark yang ideal. Hal ini disebabkan oleh belum adanya konsep kebijakan yang optimal untuk pengembangan kawasan industry TIK atau ICT Technopark di Indonesia.
Survei dilakukan terhadap beberapa technopark yang ada di Indonesia, yaitu Jababeka, Puspitek Serpong, Bandung High Tech Valley (BHTV), Bandung Techno Park (BTP), Solo Techno Park (STP), Ganesha Sukowati Techno Park (GSTP) Sragen, Surabaya Technopark, dan Batam. Hasil survei dianalisis dengan metoda Porter’s Diamond Model yang dikombinasikan dengan SWOT untuk melihat peta technopark yang ada di Indonesia serta melihat potensi technopark mana yang layak dikembangkan lebih jauh menjadi ICT Technopark. Dari hasil survei terhadap beberapa technopark tersebut di atas, Puspitek Serpong memiliki potensi yang lebih unggul dari segi sumberdaya, infrastruktur, dan industri penunjang di sekitarnya sehingga layak untuk dikembangkan menjadi ICT Technopark.
Pertumbuhan pasar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia dalam lima tahun terakhir mencapai rata-rata di atas 10%. Namun pertumbuhan pasar TIK ini tidak diimbangi dengan pertumbuhan industrinya. Saat ini, pemenuhan kandungan lokal itu baru mencapai 20% hingga 25%, bahkan kandungan lokal industri komunikasi masih sangat kecil atau berkisar 5-15%.
Kebutuhan akan adanya ICT Technopark di Indonesia sudah sangat mendesak untuk memacu pertumbuhan industri TIK agar dapat memenuhi kebutuhan pasar TIK di dalam negeri yang terus meningkat. Mengingat Indonesia belum memiliki pola kebijakan pengembangan Technopark, maka diperlukan adanya suatu framework yang akan menjadi acuan bagi pengembangan sebuah technopark. Framework technopark tersebut secara umum terdiri dari : Outcome, Tujuan, Strategi, dan Pengukuran Kinerja.
Adapun pola kolaborasi A-B-G (Akademia-Bisnis-Pemerintah) yang optimum untuk Indonesia pada tahap awal adalah model triple helix yang menempatkan pemerintah sebagai unsur yang memiliki peran dominan. Pada model ini insiatif dari para ilmuwan dan peneliti (bottom-up) mendapat dukungan dari pemerintah (top-down) untuk bersama-sama menggandeng pihak industri mengembangkan produk-produk baru yang inovatif. Namun selanjutnya peran pemerintah diharapkan akan berkurang sejalan dengan perkembangan ICT Technopark.
Kata Kunci : Teknologi Informasi dan Komunikasi, pertumbuhan industri,
ICT Technopark, A-B-G (Akademia-Bisnis-Pemerintah)
Outline :
BAB I, Pendahuluan : 1. Latar Belakang, 2. Permasalahan, 3. Tujuan dan sasaran, 4. Output dajn Outcome, 5. Lingkup Kegiatan. BAB II, Landasan Teori : 1. Tinjauan Pustaka, 2. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi, 3. Objek Penelitian, BAB III, Pendekatan dan Metodologi : 1. Metodologi, 2. Pengolahan Dta, 3. Analisa Data. BAB IV, Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan : !. Persiapan Kerja, 2. Rincian Kegiatan, 3. Jadwal Kegiatan Kajian Pembangunan ICT Techno Park di Indonesia. BAB V, Hasil Survay : 1. Kondisi Technopark di Indonesia, 2. Peta Industri TIK di Indonesia, 3. Kebijakan Pengembangan ICT Technopark di Beberapa Negara. BAB VI, Analisis dan Interpretasi : 1. Analisis Keunggulan Kompetitif Technopark di Indonesia, 2. Framework Untuk ICT Technopark di Indonesia. BAB VII, Kesimpulan dan Rekomendasi
Tujuan Penelitian :
- Untuk mendapatkan peta industri TIK di Jabodetabek dalam 5 tahun terakhir.
- Untuk mendapatkan hasil komparasi kebijakan pengembangan kawasan Technopark di beberapa Negara.
- Untuk memperoleh pola kolaborasi A-B-G yang optimal menurut masing-masing unsure
- Untuk memperoleh konsep mekanisme pengembangan kawasan Puspiptek sebagai ICT Techno Park
Lokasi Penelitian :
(1). Jakarta, (2). DI. Yokyakarta, (3). Batam, (4). Surabaya, (5). Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar