oleh: KH. BACHTIAR AHMAD
=============================
Allah Yang Maha Pemurah tidak pernah melarang hamba-Nya untuk berusaha mencari kenikmatan dan kebahagiaan dunia. Bahkan untuk itu, disamping menyuruh kita berusaha, Allah juga mengajarkan kita untuk senantiasa berdo’a memohon dan meminta kepada-Nya, sebagaimana firman-NYA:
“Wahai Tuhan kami, berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka” (Q.S.Al-Baqarah: 201)
Juga dalam firman-Nya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi.” (Q.S.Al-Qashash: 77 )
Akan tetapi kita wajiblah waspada, sebab di balik kebahagiaan dan kesenangan duniawi tersebut ada azab atau siksa yang secara tidak sadar ditimpakan Allah kepada kita. Hal ini secara tegas Allah nyatakan dengan firman-NYA:
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan memberikan harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.” (Q.S. At-Taubah: 55)
Syaikhul Islam Muhammad ibnul Qayyim Al-Jauziyah (semoga Allah merahmatinya) menyatakan, bahwa sesungguhnya para pemburu dan pencinta dunia itu akan banyak sekali menanggung musibah. Dan 3(tiga) di antaranya akan terus menyiksa mereka sepanjang hidup, jika tidak menginsyafi kekeliruan yang diperbuat.
Pertama: Gelisah yang berkepanjangan.
Para pemburu dan pencinta dunia akan selalu dilanda perasaan gelisah yang tak berkesudahan. Hal ini disebabkan oleh perasaan khawatir dan cemas terhadap apa yang sudah dimiliki, jangan-jangan semuanya itu akan hilang atau lepas dari genggamannya.
Kedua: Kelelahan.
Siksa kedua yang dirasakan oleh para pemburu dan pencinta dunia adalah penyakit kelelahan yang berkepanjangan, karena tak pernah cukup istirahat akibat dari sikap yang terus mengejar segala sesuatu yang menjadi ambisinya.
Ketiga: Kerugian yang tak akan pernah berakhir.
Hal ini disebabkan oleh keadaan diri yang tidak pernah puas dengan apa yang sudah diperoleh. Setiap kali mendapatkan sesuatu, maka ia ingin mendapatkan sesuatu yang lain. Bahkan tak sedikit yang berangan-angan di luar batas kemampuannya. Sikap ini sangatlah dicela oleh Rasulullah SAW, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari; Muslim; Tirmidzi dan Imam Ahmad r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Bahwa jika anak Adam telah mempunyai dua lembah yang penuh berisi harta, maka pastilah ia menginginkan lembah yang ketiga.”
Dikatakan oleh Ibnul Qayyim; bahwa pahitnya siksa dunia yang dirasakan oleh para pemburu dan pencinta dunia adalah laksana seorang pencinta yang rindu berat dengan kekasih idamannya. Akan tetapi semakin kuat rindu dan berdekatan dirinya dengan sang kekasih; sang kekasih malah menjauh dan meninggalkan dirinya.
Disamping itu, kalaupun ia berhasil menyunting kekasihnya yang bernama “dunia”, ia akan tetap menderita dan tersiksa, karena khawatir dunia yang sudah ditangannya akan terlepas lantaran kekasih yang dicintainya itu juga menjadi dambaan banyak orang, sementara sang kekasih juga memiliki sifat atau prilaku khianat yang luar biasa. Seseorang yang berhasil memiliki dunia yang dicintainya, adakalanya juga harus tersiksa dan menanggung malu atas cemoohan yang ditujukan kepadanya, lantaran ia berhasil memiliki dunia bukan dengan cara-cara yang baik, yang dihalalkan oleh Allah SWT.
Memiliki dan mendapatkan dunia juga merupakan suatu “bahaya” besar bagi orang-orang yang beriman:
Pertama: Orang yang mendapatkan dunia yang dia cintai akan sangat rentan dan mudah terkena penyakit diri dan hati seperti: kikir atau bakhil; suka mengumpat dan mencela; mubazir dan orang yang sombong; yang kesemuanya itu dapat mendatangkan murka dan azab Allah yang berkepanjangan; Baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan hal ini secara tegas di-ingatkan Allah SWT dengan firman-NYA:
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Ali Imran: 180)
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.//(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.” (Q.S. An-Nisaa’: 36-37)
Dan “yang paling besar bahayanya dan yang sangat merugikan ” bagi pemburu dan pemilik dunia adalah, dirinya menjadi lalai dan jauh dari Allah SWT sebagaimana yang ditegaskan Allah SWT di dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Q.S. Al-Munafiqun: 9)
Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kita waspada terhadap harta benda yang dikaruniakan Allah kepada kita. Sebab dibalik kenikmatan dan kesenangan dunia yang kita cari, ada azab yang menanti. Wallahua’lam.
sumber : http://halamandakwah.blogspot.com/2012/01/ada-azab-di-balik-nikmat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar