Kamis, 05 Januari 2012

UNTUK APA PUTUS ASA


DALAM ISLAM KITA DILARANG PUTUS ASA
Meski kita beriman kepada Takdir Allah, tidak berarti kita jadi fatalis dan tidak berusaha melakukan apa-apa. Ada dua faktor yang menyebabkan keputusasaan. Pertama, tekanan eksternal. tekanan eksternal adalah tantangan dan faktor utama yang mampu memancing respon dari dalam diri seseorang. Peristiwa-peristiwa konflik keluarga, kehilangan orang yang dicintai, jatuh sakit, kehilangan pekerjaan, Itulah tekanan eksternal yang mampu memicu kondisi diri kita menjadi kecewa, marah dan putus asa. Faktor kedua yang mengakibatkan depresi dan menjadi putus asa, kecewa, kehilangan semangat untuk menjalani kehidupan adalah bersumber di dalam diri kita sendiri yaitu lemahnya ketahanan diri.

Sebagai hamba Allâh Ta'ala, semua manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullâh yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir.

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” (QS al-Anbiyâ’/21:35).

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:


“(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa”

Seorang Mukmin dengan ketakwaannya kepada Allâh Ta'ala, memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, sehingga masalah apapun yang dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh atau stres, apalagi berputus asa. Hal ini disebabkan keimanannya yang kuat kepada Allâh Ta'ala membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang Allâh Ta'ala berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya.

Nabi Muhammad saw bersabda, “Memang sangat menakjubkan keadaan orang mukmin itu; karena segala urusannya sangat baik baginya dan ini tidak akan terjadi kecuali bagi seseorang yang beriman dimana bila mendapatkan kesenangan ia bersyukur maka yang demikian itu sangat baik baginya, dan bila ia tertimpa kesusahan ia sabar maka yang semikian itu sangat baik baginya.” (HR. Muslim). Dari Anas ra berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt berfirman: “Apabila Aku  menguji salah seorang hambaKu dengan buta kedua matanya kemudian ia sabar maka Aku akan menggantikannya dengan sorga.” (HR. Bukhari).

”Jika telah shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” [QS. Al Jumu'ah:10].

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” [QS. Al Qashash:77].

Setiap peristiwa apapun yang menimpa kita belum tentu mengakibatkan respon yang sama karena ketahanan diri dan kualitas kesehatan jiwa masing2 individu berbeda. Bagi orang yang memiliki ketahanan diri yang kuat maka kekecewaan, marah dan putus asa dapat ditunda dalam waktu yang cukup lama sedangkan bagi mereka yang lemah ketahanan dirinya maka kekecewaan, marah dan putus asa begitu mudah muncul. Persoalan depresi & keputusasaan sering terjadi dalam diri seorang maupun kehidupan berumah tangga yang cenderung pragmatis, materialistik dan jauh dari tuntunan agama. Ketika harta, jabatan dan status sosial lebih menjadi tujuan utama dalam hidup, mengejar dan berjuang habis-habisan bersamaan keimanan kepada Allah sangatlah tipis maka lebih berpotensi mudah putus asa. Putus asa bagaikan racun yang paling keras menggerogoti sekujur tubuh dan merusak seluruh organ dalam. Penderitaan yang ditimbulkan rasa putus asa akan berkelanjutan sampai wajah anda menimbulkan kerutan-kerutan ketuaan. Sampai orang-orang disekitar kita hampir tidak mengenali anda dengan baik. wajah anda nampak lebih tua.
Seseorang merasa bahwa dirinya mendapat tekanan hingga batas ketidaksanggupan untuk dipikulnya maka semua yang ada dihadapannya menjadi hampa, ia merasa yang dilakukan tidak membawa perubahan apapun sehingga ia berputus asa. Putus asa merupakan sifat buruk pada diri kita jika ditimpa musibah menjadi kehilangan gairah untuk hidup, kehilangan gairah untuk bekerja & beraktifitas sehari-hari, timbul perasaan sedih, merasa bersalah, lambat berpikir, menurunnya daya tahan tubuh, mudah jatuh sakit karena yang ada hanyalah pandangan kosong seolah terhimpit oleh beban yang sangat berat berada dipundaknya sehingga putus asa meracuni kehidupan kita. ‘Manusia tidak jemu memohon kebaikan dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa dan putus harapan.’ (QS. Fushilat : 49).
”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” [QS.Al Baqarah:286].

”Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya…” [QS. Al Mu'minuun:62].

“Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuanmu” [At Taghabun:16].

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang secara jelas dan gamblang menyatakan larangan dan celaan terhadap sikap putus asa sebagai kaum yang kafir dan orang-orang yang sesat :
“….dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir,” (QS. Yusuf: 87).
Berkata Ibrahim, ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat,” (QS. Al-Hijr: 56).
Dari keterangan nash-nash Al-Qur’an ini, menjadi jelaslah bahwa keputusasaan bisa mengakibatkan kepada kekafiran dan membawa kepada kesesatan. Berdasarkan uraian keterangan di atas, maka tidak bagi seorang muslim berputus asa dalam dienullah dan Kitabnya yang kekal. Oleh kerena putus asa pada hakekatnya adalah pembunuh (semangat) para lelaki, perwira, penakluk para kstria, peluruh tekad, penghancur cita-cita dan penggoncang bangsa. Maka hendaknya para pemuda bersikap waspada sepenuhnya terhadap sikap pandang pesimistis yang membinasakan, yang mengatakan, “Telah berakhir segala sesuatunya dan kita lemah. Tetaplah duduk di rumahmu. Perhatikan dirimu sendiri. Tinggalkanlah perkara orang banyak. Tidak ada manfaat sedikitpun jihad dan amal islami.”
Dan pandangan-pandangan pesimis serta kata-kata melemahkan lainnya yang meluruhkan perjuangan kita, dan mematikan semangat dakwah dan jihad di jalan Allah. Al-Qur’anul Karim menamai golongan yang berputus asa dan membuat orang lain berputus asa dengan sebutan, “Al-Mu’awwiqun Al-Mutsabbitun.
Allah befirman: “ Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang- halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya: "Marilah kepada kami". Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar. Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah,” (QS. Al-Ahzab: 18-19).
Dari ayat yang telah disebutkan, maka Nampak jelaslah bahwa keputus asaan dan melemahkan semangat termasuk tabi’at nifak dan ciri-ciri kaum munafiq. Jadi seorang muslim yang benar dan mukhlis akan selalu menjaga dirinya jangan sampai memiliki sifat kufur dan nifak, atau senantiasa waspada jangan sampai terjerumus dalam jurang putus asa dan lemah semangat.
Allâh Ta'ala dengan ilmu-Nya yang Maha Tinggi dan hikmah-Nya yang Maha Sempurna menurunkan syariat-Nya kepada manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup mereka. Oleh karena itu, hanya dengan berpegang teguh kepada agama-Nyalah seseorang bisa merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat.
“Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allâh dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan) hidup bagimu (QS. al-Anfâl/8:24).
Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata:


“(Ayat ini menunjukkan) bahwa kehidupan yang bermanfaat hanya didapatkan dengan memenuhi seruan Allâh Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallâhu 'Alaihi Wasallam. Maka, barang siapa tidak memenuhi seruan Allâh Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallâhu 'Alaihi Wasallam, dia tidak akan merasakan kehidupan (yang baik) meskipun fisiknya hidup, sebagaimana binatang yang paling hina. Jadi, kehidupan baik yang hakiki adalah kehidupan seorang dengan memenuhi seruan Allâh Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallâhu 'Alaihi Wasallam secara lahir maupun batin”.
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu (di dunia) sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya (di akhirat nanti)”(QS.  Hûd/11:3).

Dalam mengomentari ayat-ayat di atas, Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh mengatakan:

“Dalam ayat-ayat ini Allâh Ta'alamenyebutkan bahwa Dia akan memberikan balasan kebaikan bagi orang yang berbuat kebaikan dengan dua balasan: balasan (kebaikan) di dunia dan balasan (kebaikan) di akhirat.

Dengan keyakinannya ini pula Allâh Ta'ala akan memberikan balasan kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya. Inilah yang dinyatakan oleh Allâh Ta'ala dalam firman-Nya:

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS at-Taghâbun/64:11).

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:

“Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allâh Ta'ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allâh Ta'ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allâh Ta'ala tersebut, maka Allâh Ta'ala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allâh Ta'ala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.”

Inilah sikap seorang Mukmin yang benar dalam menghadapi musibah yang menimpanya. Meskipun Allâh Ta'ala dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allâh Ta'ala dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang Mukmin.

Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim rahimahullâh mengatakan:

"Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allâh Ta'ala senantiasa disertai dengan sikap ridha dan ihtisâb (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisâb. Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut".

Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak pula ihtisâb. Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka (tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan).

Sungguh Allâh Ta'ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya yang artinya:

”Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allâh apa yang tidak mereka harapkan” (QS. an-Nisâ/4:104).

Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan, akan tetapi orang-orang Mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allâh Ta'ala. Bila kondisi hari ini masih seperti kemarin di mana harapan belum menjelma menjadi nyata. Tetaplah tersenyum. Bukan berarti Allah mengabaikan doa-doa kita. Kita tahu, Allah adalah Dzat Yang Maha Mengabulkan doa-doa hamba-Nya.
“Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya…” (QS. Al mu'min:60).
Tak ada yang dapat meragukan janji-Nya. Doa kepada-Nya ibarat sebuah investasi. Tak akan pernah membuat investornya merugi. Karena penjaminnya adalah Dzat Yang Maha Pemurah, Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Dzat Yang Maha Welas Asih itu, tak akan pernah ingkar janji. Tidak akan sia-sia munajat yang kita mohonkan pada-Nya, baik di waktu siang apalagi di sepertiga malam. Ketika lebih banyak makhluk-Nya pulas, dalam dekapan dinginnya malam dan hangatnya selimut tebal.
Bila belum ada perubahan berarti tentang rencana-rencana kita, tetaplah tersenyum. Allah lebih mengetahui apa-apa yang baik untuk kita. Yakinlah, bahwa:
“Sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah pasti akan datang, maka janganlah kalian minta untuk disegerakan.” (QS. An Nahl:1).
Allah Maha Mengetahui kapan sesuatu pas untuk kita, baik dalam sisi timing maupun momentnya. Allah, Pencipta alam raya ini, adalah sutradara hebat, yang tidak akan membiarkan kita terpuruk dalam keburukan. Selama kita yakin akan kekuasaan-Nya, yakin akan kasih sayang-Nya.
Jika semua serasa mandeg, tak ada kemajuan berarti. Tetaplah juga tersenyum. Allah punya cara sendiri untuk membuat kita senantiasa dekat dengan-Nya. Mungkin, semua ini dibuat-Nya untuk kita agar kita senantiasa hanyut dalam sujud-sujud panjang di penghujung malam. Senantiasa larut dalam tangis penuh harap, dalam buaian doa-doa panjang nan khuyuk.
Semua tak akan tersia-sia begitu saja. Allah, mencatat setiap upaya yang kita lakukan dan doa yang kita panjatkan. Segala sesuatu yang kita perbuat, sekecil apa pun itu, akan menuai balasan di sisi-Nya kelak. Niatkan semuanya hanya untuk meraih ridha-Nya, agar perjuangan hebat ini tak hanya bermakna sementara. InsyaAllah kita akan memetik buahnya kelak, di waktu yang telah Ia tentukan.
Dunia ini fana. Tak ada yang kekal didalamnya. Pun perjuangan ini, pengorbanan ini, juga kesulitan ini. InsyaAllah, suatu hari nanti, harapan akan berbuah kebahagiaan. Akan menjelma menjadi kemudahan. Karena, sekali lagi, Allah telah menjamin:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah: 5-6)
“Allah pasti akan memberikan kemenangan atau mengadakan keputusan yang lain dari sisi-Nya.” (QS. Al Maidah:52)
Tetaplah berbaik sangka kepada-Nya. Tetaplah berharap sepenuh hati kepada-Nya. Tetaplah gantungkan asa setinggi apa pun itu, hanya kepada-Nya. Sekali lagi, hanya kepada-Nya.
“Sesungguhnya, rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al A'raf: 56).
Dan, jika akhirnya harapan tidak menjelma seperti yang kita idamkan, tetaplah terus berbaik sangka kepada Tuhan Yang Maha Mengetahui. Karena,
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216).


”…Siapakah yang dapat menghalangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al Fath:11].

”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al Baqarah:155-157].
 
HIKMAH COBAAN

Di samping sebab-sebab di atas, ada lagi faktor lain yang bisa meringankan semua kesusahan yang dialami seorang Mukmin di dunia ini, yaitu merenungi dan menghayati hikmah-hikmah agung yang Allâh Ta'ala jadikan dalam setiap ketentuan yang terjadi pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Dengan merenungi hikmah-hikmah tersebut, seorang Mukmin akan semakin yakin bahwa semua cobaan yang menimpanya pada hakikatnya adalah kebaikan bagi dirinya, untuk menyempurnakan keimanannya dan semakin mendekatkan diri-Nya kepada Allâh Ta'ala.

Semua ini, di samping akan semakin menguatkan kesabarannya, juga akan membuatnya selalu bersikap husnuzh zhann (berbaik sangka) kepada Allâh Ta'ala dalam semua musibah dan cobaan yang menimpanya.

Dengan sikap ini, Allâh Ta'ala akan semakin melipatgandakan balasan kebaikan baginya, karena Allâh Ta'ala memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam sebuah hadits qudsi yang artinya:

“Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepada-Ku”.

Maknanya: Allâh Ta'ala akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allâh Ta'ala.
Di antara hikmah yang agung tersebut adalah:
  1. Allâh Ta'ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran dan penyakit hati yang ada pada hamba-Nya. Kalau seandainya kotoran dan penyakit tersebut tidak dibersihkan maka dia akan celaka (karena dosa-dosanya), atau minimal berkurang pahala dan derajatnya di sisi Allâh Ta'ala. Jadi musibah dan cobaanlah yang membersihkan penyakit-penyakit itu, sehingga hamba tersebut meraih pahala yang sempurna dan kedudukan yang tinggi di sisi Allâh Ta'ala
  2. Allâh Ta'ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang Mukmin kepada-Nya, karena Allâh Ta'alamencintai hamba- Nya yang selalu taat beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang.
  3. Allâh Ta'ala menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allâh Ta'ala sediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa di surga kelak. Inilah keistimewaan surga yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan dunia Allâh Ta'ala menjadikan surga-Nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terus-menerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya keistimewaan surga tersebut, dan dikhawatirkan hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti.

Sumber :
  1. http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/putus-asa-racun-kehidupan.html
  2. http://media-islam.or.id/2011/08/17/jangan-putus-asa/
  3. http://alislamu.com/artikel/4304-tantangan-pesimisme-terhadap-amal-islami-iii-sikap-pesimis-dan-optimis-dalam-pandangan-islam.html.
  4. http://majalah-assunnah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=204&Itemid=104
  5. http://www.dudung.net/artikel-islami/tetaplah-tersenyum.html




Senin, 02 Januari 2012

Penyakit Dan Obat Pada Lalat


Nabi Bersabda, "Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)

Dalam riwayat lain: "Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya" (HR. Ahmad, Ibn Majah).

Diantara mu'jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yang harus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alat pembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudah beliau ungapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara. Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci dan bersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakit kemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat (penawarnya) pun tercelup ke air. 

Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untuk mengungkapkan rahasia di balik hadits ini. Bahwasannya ada kekhususan pada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atau obat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karena itu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhan badannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukup untuk menggagalkan "usaha lalat" dalam meracuni manusia, sebagaimana hal ini pun telah juga ditegaskan secara ilmiah. Yaitu bahwa lalat memproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan Bakter Yofaj, yaitu tempat tubuhnya bakteri. Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteri penyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron. Maka jika seekor lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkan keseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteri tersebut. Maka pengetahuan ini sudah dikemukakan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam dengan gambaran yang menakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits tentang lalat tersebut. 

Dan Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ. Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang "hadits lalat ini" dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat. 

Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dalam perkembangannya telah menegaskan penjelasannya dalam terori ilmiah sesuai dengan hadits yang mulia ini. Dan mukjizat ini sudah dikemukakan semenjak dahulu kala, 14 abad yang silam sebelum para pakar kedokteran mengungkapkannya baru-baru ini. ( www.islamicmedicine.org )
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatmujizat&id=5

KEAJAIBAN AL QURAN YANG PALING MEMBANGGAKAN

Menurut anda, apa keajaiban Al Quran yang paling membanggakan? Jangan sampai salah jawab, ini adalah fondasi terpenting untuk belajar Al Quran. Baca runut… dan anda akan bilang “Yes!”
Pentingnya Membaca Al Quran

Adakah yang hari ini belum membaca Al Quran? Jika belum bisa baca Al Quran, tidak ada kata terlambat untuk mulai belajar membaca Al Quran. Banyak orang yang belum bisa membaca Al Quran dengan baik dan benar. Siapa mereka? Mereka itu adalah:
- Non muslim
- Muslim, belum belajar membaca Al Quran
Jika kita tidak masuk dalam golongan ini, bersyukurlah! Pertanyaan yang cocok untuk kita adalah: Sudah baca Al Quran hari ini? Jika belum, anda harus baca artikel terkait yang berjudul “Mengapa Al Quran Tidak Berguna Bagi Anda?”
Membaca Al Quran selain membaca huruf-huruf Al Quran juga membaca makna yang terkandung di dalamnya. Kedua cara membaca tersebut akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Kebaikan untuk dunia dan kebaikan akhirat. Sudahkah kita membaca Al Quran hari ini?

Keajaiban Al Quran

Rahasia-rahasia Al Quran, semakin terungkap dengan perkembangan ilmu dan teknologi manusia. Ketika teknologi dapat menciptakan videocam, alat perekam gambar bergerak, maka manusia dapat lebih memahami makna “yaumu taghobun” (hari dinampakkan kesalahan).

Ketika ilmu kedokteran telah berkembang sampai seperti saat ini, maka kita dapat merasakan keajaiban proses penciptaan manusia seperti yang diungkapkan dalam Al Quran. Baca makalah Dr Zakuan Zainy Deris  “Keajaiban Penciptaaan Manusia menurut al Quran”.

Fenomena sungai di dalam lautan, proses penciptaan alam semesta, berkembangnya alam semesta juga ternyata terungkap dalam Al Quran.

Manusia zaman dulu berpendapat bahwa “Aku sebagai pusat, dan benda langit berputar mengelilingi aku”. Ini yang disebut teori egosentris, teori tentang alam semesta yang paling primitif. Teori ini hanya didasarkan fakta sederhana, kemana pun aku pergi maka matahari bulan dan bintang selalu mengitari aku.

Teori ini tumbang setelah Ptolomeus mengungkapkan teori barunya, geosentris, yang berarti “Bumi sebagai pusat, benda langit beredar mengelilingi bumi”.  Teori ini lebih global, karena saat itu sudah dimengerti bahwa bumi itu bulat. Matahari berputar mengelilingi bumi yang bulat ini dari timur ke barat seperti yang mereka lihat.

Teori Ptolomeus pun akhirnya ditumbangkan oleh Nicolaus Copernicus dengan teori Heleosentris, “Matahari sebagai pusat, benda langit berputar mengelilingi matahari”. Pada awal ditemukan teori ini timbul perdebatan sengit karena bertentangan 180 derajat dengan teori sebelumnya. Copernicus mengatakan: “pusatnya bukan bumi, tapi matahari.” Matahari diam, dan bumi yang berputar mengelilinginya. Gerak matahari dari timur ke barat adalah gerak semu, seperti kita melihat pohon-pohon bergerak ketika kita berkendaraan. Nah… teori Mbah Copernicus inilah yang hingga saat ini diajarkan di sekolah.

Tapi dengan majunya teknologi… teori Copernicus pun akhirnya tumbang oleh teori Antariksa Modern tentang fenomena black hole (teori lubang hitam). Black hole adalah pusat galaksi, semua benda langit di sekitarnya berthawaf mengelilingi black hole. Matahari yang tadinya disangka diam oleh Copernicus, ternyata sebenarnya bergerak mengelilingi black hole. Fenomena matahari mengelilingi benda hitam ini persis seperti thawaf, mengelilingi ka’bah yang juga berwarna hitam. Inilah yang disebut dengan spiritual cosmos. Allahu akbar….

Tahukah anda bahwa fenomena matahari bergerak juga sebenarnya sudah disebutkan dalam Al Quran? Baca Al Quran surat Yasin ayat tiga lapan:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”
Inilah salah satu keajaiban Al Quran yang luar biasa! Untuk menemukan kesimpulan ini, manusia merangkak ribuan tahun mulai dari jaman ego sentris, geo sentris, heleo sentris hingga black hole. Allahu akbar… Allahu akbar… Allahu akbar, wa lillahilhamd. Maha besar Allah, dan segala puji bagi-Nya.

Keajabaiban Al Quran yang Paling Membanggakan

Subhanallah, ternyata banyak sekali keajaiban Al Quran yang luar biasa. Dari sekian banyak keajaiban Al Quran yang diketahui, dapat digolongkan menjadi empat global:

A. Keajaiban Al Quran tentang fenomena alam semesta (macro cosmos)
B. Keajaiban Al Quran tentang proses penciptaan manusia (micro cosmos)
C. Keajaiban Al Quran tentang terungkapnya fenomena alam (science)
D. Keajaiban Al Quran tentang teknologi bumi – langit (technology)

Menurut anda, manakah keajaiban Al Quran yang paling dapat anda banggakan?
Apakah jawaban anda A, B, C atau D? Silakan jawab masing-masing, jangan nyontek yah :)
Kalau menurut saya, keajaiban Al Quran yang paling saya banggakan adalah:
Al Quran sebagai petunjuk manusia (huda linnaas), yang dapat membawa kita ke surga!
Inilah keajaiban Al Quran yang sebenarnya…
Keajaiban Al Quran paling mendasar
Keajaiban Al Quran yang seharusnya paling kita banggakan
Manfaatkan keajaiban ini sebaik-baiknya, agar kita masuk surga. Amin.

PENTINGNYA MENUNTUT ILMU AGAMA

Adab menuntut ilmu atau tata cara menuntut ilmu (khususnya ilmu agama Islam) penting untuk dipatuhi bagi siapa saja yang menuntut ilmu. Ya, bagi kita semua! Dengan adab-adab menuntut ilmu, kita bisa lebih optimal dalam menyerap ilmu yang bermanfaat dan mengamalkan ilmu agama Islam yang kita peroleh. Jika anda tidak ingin kehilangan 8 Rahasia Belajar Agama Islam yang sangat berharga ini, pastikan anda simak tuntas adab-adab menuntut ilmu yang pernah dipaparkan syekh Muhammad Zakaria berikut ini…
Mengapa perlu adab menuntut ilmu / tata cara menuntut ilmu?
Untuk memberikan hasil terbaik, semua kegiatan harus dilakukan dengan tata cara / Standard Operational Procedure (SOP) yang benar. Kesalahan dalam menjalankan SOP akan mengakibatkan hasil yang tidak memuaskan. Contoh sederhana: bila kita hendak mengecat pagar besi, SOP yang harus dilakukan adalah sbb:
  • Bersihkan debu yang menempel dengan kain lap
  • Bersihkan karat dengan ampelas
  • Mempersiapkan cat besi (bukan cat kayu), dan mulai mengecat
Pengecatan pagar dengan tata cara / SOP di atas akan memberikan hasil yang sempurna. Sebaliknya, jika kita tidak melaksanakan SOP dengan benar, misalnya tidak terlebih dahulu membesihkan debu dan karat, maka hasil pengecatan tidak memuaskan dan tidak tahan lama. Inilah pentingnya adab!
Demikian juga untuk mendapatkan pemahaman ilmu yang baik dan memburu manfaatnya, tentu dalam proses menuntut ilmu (menghadiri pengajian, kuliah, tabligh dsb) kita harus menggunakan tata cara / SOP / adab-adab menuntut ilmu yang benar. Mengabaikan hal ini, bisa jadi fatal akibatnya… dampak positif dari ilmu yang kita peroleh tidak tahan lama, persis seperti jika kita mengecat pagar tapi tidak mematuhi adab-adabnya, bukan? Inilah pentingnya kita ketahui adab-adab menuntut ilmu agama Islam. 

Inilah “8 Rahasia Belajar Agama Islam” yang termuat dalam kitab Fadhail A’mal:

1. Berwudhu
Ilmu bersumber dari sang Maha Suci, tentu untuk menerimanya harus dalam keadaan suci pula. Selain itu, Ibadah yang dilakukan dalam keadaan berwudhu, nilainya jauh lebih  tinggi.

2. Memakai wangi-wangian (khusus untuk pria)
Teknik modern sudah mengakui bahwa aroma terapi (wangi-wangian) sangat bermanfaat bagi relaksasi urat syaraf. Dengan kenyamanan ini, proses menuntut ilmu juga menjadi lebih efektif.

3. Duduk iftirasy (duduk tahiyat awal)
Ini adalah posisi paling tepat yang memberikan penyerapan ilmu secara maksimal. Ketahuilah, bahwa Rasulullah selalu mencontohkan pilihan posisi  terbaik. Rasulullah mencontohkan posisi tidur yang baik, posisi duduk terbaik pada saat makan, posisi terbaik saat buang air kecil dsb. Yakinlah, semua posisi yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah posisi yang memberikan manfaat maksimal. Posisi terbaik!

Belakangan ini para pakar sains membuktikan bahwa kencing dengan jongkok (posisi yang dicontohkan Rasul) jauh lebih baik ketimbang kencing dengan posisi berdiri. Sebagai orang beriman, apakah kita harus menunggu penelitian untuk meyakini bahwa duduk iftirasy adalah posisi terbaik dalam menuntut ilmu? Tentu tidak bukan? Jika kita menunggu pembuktian sains, artinya tingkat kepercayaan kita lebih tinggi pada orang biasa ketimbang pada Rasul.

4. Tawajjuh (Konsentrasi)
Tidak memikirkan hal lain, tidak melamun atau bercakap-cakap. Ingatlah bahwa yang sedang kita lakukan adalah hal yang luar biasa. Ini adalah aktivitas yang memudahkan kita menujug surga.

5. Ta’dhim wal ikhtiram (mengagungkan & memuliakan)
Tentu saja yang diagungkan dan dimuliakan bukan si penceramah, tapi ayat/hadits yang disampaikannya. Tips penting untuk memunculkan citra rasa tersebut adalah : jika kita mendengar ayat/hadits, anggaplah itu adalah ayat/hadits yang baru pertama kali kita dengar!

6. Tashdiq wal yaqin (membenarkan dan meyakini)
Yakinlah bahwa ayat/hadits itu pasti benar, karena bersumber dari sang Maha Haq, bukan hukum bikinan manusia. Bukan pepatah, bukan pula peribahasa. Jangan sampai kita lebih percaya pada omongan profesor ketimbang Al Quran atau hadits. Teori manusia sering ngawur. Teori manusia yang pada mulanya dianggap benar, suatu saat disalahkan oleh manusia itu sendiri. Manusia merangkak ribuan tahun untuk menemukan teori yang benar. Anda tahu teori black hole? Teori antariksa mutakhir ini ditemukan setelah menumbangkan beberapa teori. Mulai dari teori ego sentris, geo sentris sampai heleo sentris. 

7. Ta’atsur fil qalb (hunjamkan dalam hati)
Tidak sekedar didengar oleh telinga, tapi harus berusaha keras untuk dimasukkan dan dikekalkan dalam hati. Saya sering melihat orang tua yang senantiasa manggut-manggut berkali-kali ketika menghadiri pengajian. Jangan dianggap sepele, ini adalah upaya penting untuk menghunjamkan ke dalam hati.

8. Niyatul amal wattabligh (berniat mengamalkan dan menyampaikan)
Amalkan ilmu yang telah kita dapatkan sekarang juga, jangan tunda waktu! Kemudian, sampaikan pada sahabat dan kerabat kita.

Setiap muslim punya kewajiban menuntut ilmu (ilmu pengetahuan Islam), khususnya yang berkaitan dengan ibadah. Apa sajakah keutamaan menuntut ilmu? Simak beberapa hadits menuntut ilmu berikut ini:

1. Berada di jalan Allah
“Barangsiapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu (ilmu pengetahuan Islam), berarti dia berada di jalan Allah hingga pulang” (HR Turmudzi)

2. Mendapatkan pahala yang mengalir terus menerus
“Jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecualai 3 hal, yaitu shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya.”(HR Muslim)

3. Agar tidak terlaknat
“Dunia dan seisinya terlaknat, kecuali yang memanfaatkannya demi kepentingan dzikrullah dan yang serupa dengan itu, para ulama dan orang-orang yang menuntut ilmu” (HR Turmudzi)

4. Ditinggikan derajatnya
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS 58:11).

5. Dimudahkan jalan menuju surga
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah baginya jalan menuju surga” (HR Muslim)

Karena itu, dengan menuntut ilmu kita berada di jalan Allah, memiliki pahala yang terus mengalir meskipun sepeninggal kita, tidak terlaknat, ditinggikan derajatnya dan yang terpenting adalah: dimudahkan Allah menuju surga.

Artikel Islami ini diambil dari mutiarasempurna.com, mutiara Islami penyejuk hati.

Semoga adab-adab menuntut ilmu agama islam ini dapat kita petik manfaatnya. Mari amalkan, dan sampaikan (share) ke teman-teman.

Sumber :

6 Manfaat Musibah


Untuk saudara-saudaraku yang sedang dilanda musibah, semoga artikel ini dapat membantu anda tetap tersenyum. Karena ternyata, musibah justru banyak manfaatnya. Karenanya, jadikanlah musibah sebagai mutiara hikmah. Adapun beberapa hikmah musibah yang harus diyakini adalah:

1. Meningkatkan kesadaran

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami timpa mereka dengan kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk dan merendahkan diri.” (QS.Al-An’am : 42)
Jadikanlah momen ini sebagai tonggak peningkatan iman setinggi-tingginya.

2 . Menaikkan derajat di sisi Allah

“Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”  (QS Al Baqarah 155).


Kenaikan derajat tentu saja bagi orang yang lulus ujian. Agar lulus, maka ujian harus dihadapi dengan sabar. Orang yang sabar adalah orang yang pada saat ditimpa musibah meyakini dengan sepenuhnya bahwa dia tidak merasa memiliki apa-apa, karena semuanya milik Allah dan akan kembali kepada Allah (QS Albaqaah : 156). Dengan sabar ini, maka timbullah keikhlasan dan optimisme.

3. Menghilangkan dosa

“Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah gulanaan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya (HR Bukhari).


4. Mendatangkan pahala

5. Mendapat ganti dari Allah dengan yang lebih baik

Dari Umu Salamah, Rasul SAW, bersabda : “Tiada orang yang ditimpa musibah lalu mengucapkan kalimat (lihat di bawah), pasti Allah memberi pahala dalam musibah itu dan memberi ganti untuknya yang lebih baik dari pada yang telah lenyap.” Dan sewaktu Abu Salamah meninggal, lalu kuucapkan kalimat itu, maka Allah memberi ganti (suami) bagiku yang melebihi dia, yaitu Rasul SAW” (HR Muslim).

Inilah doanya: INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI’UUN. ALLOOHUMMA- JURNII FII MUSHIIBATII,WA AHLIFLII KHOIRAN MINHAA. (Sesungguhnya kami semua dijadikan Allah, dan kepada-Nyalah kami akan kembali. Ya Allah berilah kami pahala dalam menghadapi penderitaan (musibah) ini, dan berikan kami pengganti yang baik dan melebihinya).

6. Meningkatkan peluang menuju syurga

“Syurga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai dan Neraka itu dikelilingi dengan berbagai macam syahwat” (HR Bukhari – Muslim).

Allah berfirman dalam sebuah hadist qudsi: “Tidaklah ada suatu balasan yang lebih pantas di sisiKu bagi hambaKu yang beriman, jika Aku telah mencabut nyawa kesayangannya dari penduduk dunia kemudian dia bersabar atas kehilangan orang kesayanagnnya itu, melainkan surga” (HR Bukhari).

Mengingat manfat-manfaat musibah yang begitu besar, maka tetaplah tersenyum wahai saudara-saudaraku yang sedang ditimpa musibah. Cobalah simak hadits terakhir ini:

“Dan sesungguhnya salah seorang diantara mereka benar-benar merasa gembira karena mendapat cobaan, sebagaimana salah seorang merasa gembira karena telah mendapatkan kelapangan” (HR Ibnu Majah).

VIDEO: Brutal, Puluhan Sepeda Diterjang Mobil

VIVAnews - Acara sepeda santai yang digelar 'Critical Mass' di Porto Alegre, Brasil, pada penghujung Februari 2011 kemarin, berubah jadi tragedi.

Puluhan pesepeda bergelimpangan di jalan akibat ulah pengendara mobil, Ricardo Jose Neis.

Saat itu sekitar 130 pesepeda tengah melintas di jalan raya. Mereka baru saja memulai aktivitas ramah lingkungan sesuai misi Critical Mass.

Saat tengah asyik bersepeda, tiba-tiba saja Neis yang mengendarai mobil VW-nya menerjang mereka dari belakang dengan kecepatan tinggi.

Puluhan pesepeda bergelimpangan di jalan akibat ulah pengendara mobil, Ricardo Jose Neis.

Sekitar 20 pesepeda jadi korban. Mereka terpental, bergelimpangan di jalan. Bahkan tidak sedikit di antara mereka tersangkut di kap mobil Neis berikut sepedanya. Para korban mengalami luka ringan maupun berat. Jerit tangis dan teriakan langsung membahana di jalan. Neis pun diamankan polisi.

Sekadar diketahui Critical Mass adalah sebuah acara bersepeda yang biasanya digelar pada hari Jumat terakhir setiap bulan, di lebih dari 300 kota di seluruh dunia.

Saksikan video brutal Neis di sini.

sumber : • VIVAnews http://dunia.vivanews.com/news/read/207196-video--brutal--puluhan-sepeda-diterjang-mobil


Video Tragedi Sepeda di Brazil